Tags

Artikel Penyakit Jantung Koroner, Faktor Resiko Dan  Pencegahan

Penyakit Jantung Koroner merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia dan  di Indonesia. Penyakit ini seringkali menyebabkan kematian mendadak tanpa adanya gejala yang mendahuluinya.

Penyakit jantung Koroner (PJK) terjadi akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen pada otot jantung dengan penyediaan yang diberikan oleh pembuluh darah koroner. Akibatnya otot jantung menjadi kekurangan oksigen sehingga dapat menimbulkan gangguan yang  cukup serius pada jantung.

Gangguan PJK terletak pada pembuluh darah koroner kelainanya berupa proses perkapuran (aterosklerosis) dalam berbagai tingkat mulai dari penyempitan ringan sampai suatu saat terjadilah penyumbatan total dari dinding pembuluh darah. Penderita biasanya mengeluh nyeri dada sebelah kiri seperti rasa tertekan. Kadangkala nyeri menjalar ke lengan kiri ataupun ke dagu. Faktor resiko terjadinya aterosklerosis dibedakan menjadi 2, yaitu :

Faktor  Resiko Dapat Dikendalikan,

  • Merokok
  • Hipertensi
  • Kencing Manis
  • Hiperkolestrol
  • Obesitas (kegemukan)
  • Stress
  • Pemakaian Obat Tertentu (Steroid)

Faktor  Resiko Tidak  Dapat Dikendalikan

  • Umur
  • Laki-laki
  • Riwayat penyakit jantung pada keluarga

Upaya  Pencegahan

Usaha pencegahan terhadap PJK tentunya dengan mengendalikan faktor-faktor resiko diatas. Tindakan pencegahan dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari pencegahan primer, sekunder,dan tertier pencegahan primer adalah upaya mencegah PJK sejak dini sebelum terlihat adanya penyakit upaya yang telah diarahkan kepada uasaha promotif seperti kampanye anti rokok dan menganjurkan kebiasaan melakukan olahraga kepada Masyarakat. Mendidik masyarakat tentang pola makan sehat juga merupakan pencegahan primer. Dengan cara menganjurkan mengkomsumsi makan  kaya serat dan rendah kolestrol.

Makanan seperti tempe dan tahu yang masih dianggap sebagai makanan kelas bawah oleh sebagian masyarakat ternyata sangat baik untuk melindungi kesehatan jantung.

Keunggulan tempe :

  • Tempe memiliki kandungan protein,asam lemak tak jenuh dan serat yang tinggi.Tempe mempunyai efek menurunkan kadar kolestrol total dan Kolestrol LDL serta dapat meningkatkan Kolestrol HDL.
  • Secara tidak langsung tempe juga mempunyai afek anti aterogenik yang mampu mencegah timbulnya PJK.

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegah serangan ulangan pada orang yang sudah pernah terkena PJK.

Bentuk pencegahan sekunder seperti penderita diharapakan melakukan pola gaya hidup sehat dengan menghentikan kebiasaan merokok, mematuhi petunjuk olahraga, mengatur pola makan sehat serta mengendalikan penyakit yang dimilikinya seperti hipertensi, kencing manis dan kegemukan.

Pencegahan tertier merupakan program rehabilitasi guna meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Sumber : leaflet PT. Askes